Minggu, 20 Maret 2011

Bom Buku dan Terorisme Indonesia

Aksi teroris Indonesia pertama kali adalah pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla pada 28 Maret 1981 oleh kelompok teroris bernama Komando Jihad. Mereka terang-terangan memberikan tuntutan pembebasan tahanan politik dan meminta tebusan 1.5 juta dollar.

Sejak peristiwa bom di Candi Borobudur 21 Januari 1985, aksi terroris di Indonesia tidak pernah diketahui motif dan otak pelakunya. Yang diangkap cuma kroco-kroco yang tidak memahami struktur pejuangan mereka. Justru menunjukkan bahwa mereka dilatih oleh 'orang tak dikenal' untuk melakukan aksi teror. Dalam kasus bom di candi Borobudur, para pelaku mengaku diajak oleh Mohammad Jawad. Tapi sampe sekarang tidak diketahui siapakah Mohammad Jawad sebenarnya. Demikian pula otak bom Bali yang hingga kini entah dimana.

Persis pula seperti Osama bin Laden, orang Islam biasa yang dilatih oleh 'orang tak dikenal' untuk menjadi radikal. Orang tak dikenal itu adalah agen CIA. Jika Osama bin Laden menjadi teroris besar karena dilatih oleh CIA, jadi siapakah yang menjadi otak terciptanya gerakan teroris di muka bumi?

Lama-lama mungkin akan muncul stereotype "dimana ada CIA, di situ ada terrorist". Jadi jangan heran kalo munculnya camp latihan terroris di Aceh tepat saat beberapa orang yang dicurigai agen CIA diperbantukan kepada Pemda Aceh. Siapa tahu camp latihan terrosit ini adalah kerja sambilan para agen CIA beserta Mossad dan M16, sembari mencoba menguasai Aceh demi mengontrol transport minyak dari Benghazi! Hahaha ...

Setelah membaca paragraf-paragraf pendek di atas, dapat kita bertanya, mengapa motif dan pelaku teror bom buku tidak diketahui?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar