Kenapa konspirasi sulit dibuktikan? Akan muncul banyak jawaban. Bahkan muncul pula pertanyaan balik, "Emangnya ada konspirasi?". Dan tentu saja jawaban paling aman adalah "Tidak tahu."
Konspirasi adalah serangkaian kegiatan untuk membentuk opini publik agar tujuan tertentu dapat tercapai, bisa jadi tujuan baik ataupun tujuan jahat. Untuk mempelajari konspirasi, video penangkapan Gayus Tambunan di Singapura adalah contoh konspirasi yang nyata dimana terjadi kesepakatan antara penegak hukum dengan terdakwa. Perhatikan bagaimana mereka mencoba mengatur secara detail. Bahkan tempat duduk di pesawat pun diatur sedemikian rupa demi untuk pencitraan.
Apakah konspirasi penangkapan Gayus adalah konspirasi baik atau jahat. Jika konspirasi itu hanya agar Gayus dapat dibawa ke Indonesia maka tujuan konspirasi itu baik. Namun pengakuan Gayus pasca vonis membuat kita berpikir ulang apakah penangkapan Gayus adalah konspirasi untuk memanfaatkan Gayus bagi tujuan tertentu? Hingga kini publik tidak tahu apa sesungguhnya maksud penangkapan Gayus. Dan inilah prinsip konspirasi yaitu mengaburkan alias mendisorientasi.
Disorientasi tidak hanya diterapkan pada tujuan konspirasi. Pemerintah Amerika tengah mengadakan pelatihan anti-teror dengan skenario para teroris membajak pesawat penumpang untuk dijadikan bom bunuh diri ala Kamikaze. Kapan pelatihan ini digelar oleh pemerintah Amerika? 11 September 2001. Pelatihan ini membuat para petugas anti-teroris kebingungan. Ketika menara pengawas bandara melapor pada Angkatan Udara (AU) tentang pesawat yang dibajak, pihak AU malah balik tanya, "Ini latihan apa beneran?"
Dengan adanya pelatihan anti-teror maka semua pihak yang terlibat dalam pelatihan berpotensi untuk dijadikan kambing hitam oleh para konspirator penyerangan menara WTC. Adanya latihan ini berhasil mendisorientasi petugas anti-teror sekaligus mendisorientasi siapa sesungguhnya aktor intelektual dibalik teror.
Disorientasi. Itulah prinsip konspirasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar