Senin, 07 Maret 2011

Strategy Instant vs Strategy Sun Tzu

War Game Strategy tengah dilirik oleh banyak eksekutif sebagai salah satu alat untuk meningkatkan kemampuan survival perusahaan di tengah perubahan global. Baru-baru ini McKinsey mengangkat tema War Game Strategy dengan menekankan pada desain game. Pertanyaannya, adakah desain skenario yang dapat mewakili kondisi global yang sudah penuh dengan ketidakpastian dan dapat berubah dengan cepat akibat tingkat kreativitas yang tinggi?

Strategy bukanlah sederet tips yang sama seperti tips memasak ataupun tips untuk ibu rumah tangga. Strategy diperoleh dari  filosofi yang dikembangkan menjadi serangkaian tindakan yang sesuai dengan keadaan. Tujuan yang sama namun situasi yang berbeda membutuhkan strategi yang beda pula bukan?

Akan menjadi sia-sia jika latihan dalam War Game Strategy hanya menghasilkan tips-tips instant. Misalnya. jika McDonald sangat berhasil dengan strategy mainan anak-anak, apakah strategy mainan anak-anak juga akan menjadi tips ampuh untuk diaplikasikan pada Pizza Hut?

Latihan War Game Strategy adalah untuk membuka kesadaran mengenai filosofi siklus suksesi alam. Dengan memahami hal ini maka kita dapat menyusun serangkaian tindakan demi tercapainya suatu tujuan sekaligus siap dengan resiko-resiko yang harus dihadapi jika tujuan tercapai. Contoh sederhana, jika kita meyusun strategi untuk menang dalam pemilu presiden maka kita harus siap pula menyusun strategy dalam menerima kritikan dan cacian.

Dengan kata lain, strategi bukanlah tindakan satu langkah, melainkan tidakan untuk beberapa langkah ke depan. Jadi jangan heran kalo strategy Sun Tzu umumnya meraih kemenangan setelah melaksanakan beberapa langkah sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar