Jumat, 04 Maret 2011

Sistematika Negeri Terkutuk

Dari beberapa kitab suci, kita mengenal kisah pembantaian suatu bangsa seperti Sodom dan Gomora. Kita pun tabu untuk bertanya mengapa Tuhan sedemikian kejam membantai suatu bangsa? Seakan-akan Tuhan menjadi sedemikian jahat membantai orang-orang yang tak bersalah. Namun jika kita kaji lebih jauh, kita akan menyadari bahwa orang baik yang tulus ikhlas serta amanah bisa membuat keburukan justru semakin jadi.

Contohnya, jika penguasa mengeluarkan kebijakan yang berimplikasi timbulnya ketidakadilan maka seluruh pegawai berkontribusi pada terciptanya ketidakadilan, tak peduli betapa baik, tulus dan amanah pegawai tersebut. Demikian pula warga masyarakat yang mendukung kebijakan tersebut.

Sebuah kebijakan dapat dipoles sedemikian rupa sehingga terlihat sebagai kebijakan yang baik padahal bertujuan buruk. Bisa pula kebijakan disusun dengan cara serampangan tanpa pertimbangan matang sehingga tanpa disadari berimplikasi buruk.

Kitab suci Al-Quran mengatakan bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum/bangsa kecuali KAUM/BANGSA itu sendiri yang mengubahnya. Jadi bisa kita pahami mengapa Tuhan menyebut KAUM/BANGSA bukan INDIVIDU/PRIBADI.

Bagaimana jika kebijakan penguasa bisa menimbulkan dampak negatif? Sepertinya kita warga Indonesia sudah berusaha membuka kesadaran agar dapat melakukan perbuatan-perbuatan sederhana mengimbangi dampak negatif yang timbul. Hal ini dapat dilihat sejak dari kasus koin Bunda Prita untuk mengimbangi buruknya peradilan, hingga kasus TKW Darsem yang merupakan harga diri bangsa. Kita perlu menjaga semangat dan kesadaran ini, bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar